Gus Dur dan Topi Yahudi
Tahun
80-an, Jalaluddin Rahmat bercerita, Gus Dur penah bikin Presiden Iran
Rafsanjani tertawa. Tahun 80-an juga, Gus Dur pernah bikin Kanselir
Jerman Barat Helmut Schmidt tertawa ngakak, yang cerita Nurcholis
Madjid.
Kita tahu, Gus Dur juga bikin Presiden Clinton terbahak-bahak hingga
kepalanya mendongak ke atas. Presiden Prancis Jacques Chirac pernah
tertawa juga mendengar Gus Dur bercerita tentang Anggur Mukti Ali. Ratu
Beatrix juga pernah dibikin ketawa oleh Gus Dur.
Gus Dur, kata Gus Mus, berhasil membuat Raja Saudi
yang terkenal serius dan pelit senyum, tertawa hingga kelihatan giginya.
Melemper guyon pada Presiden Soeharto dan penggantinya, Habibie, juga
Megawati, sudah biasa dilakukan Gus Dur.
Dan Shimon Peres, tak luput diberi guyonan oleh Gus Dur. Saya
mendapat cerita ledekan Gus Dur pada Peres dari sastrawan terkemuka
Ahmad Tohari. “Sebenarnya Gus Dur menyindir Israel, tapi Peres tertawa
hingga terbatuk-batuk,” cerita Tohari pada saya.
“Pak Peres, negeri Anda akan kaya raya jika mau mengimpor kutang dari
Prancis,” usul Gus Dur pada Shimon Peres.
“Kenapa, Pak Gus?” tanya Peres penasaran.
“Imporlah kutang dari Prancis. Sesampai di Israel, kutang itu
dipotong jadi dua,” Gus Dur menjelaskan. Peres makin penasaran.
“Nah, setelah dipotong jadi dua, baru dijual. Kutang yang aslinya
hanya bisa dipakai satu orang, di Israel bisa dipakai dua orang, asal
dipotong dulu. Dan itu artinya bisa mendatangkan untung lipat dua.
Jangan lupa, tali-tali pengikatnya dibuang dulu,” jelas Gus Dur tambah
panjang.
“Mana bisa kutang dipotong jadi dua dan mendatangkan untung
berlipat???” tanya Peres. Rasa penasarannya makin menjadi-jadi.
“Ya kan kalau sudah jadi dua, namanya bukan kutang lagi. Kalian bisa
memakai kutang sebagai topi untuk pergi ke tembok ratapan,” terang Gus
Dur enteng.
“Hahahaha...hahahahaha....hahahaha...” kali ini Peres paham, dan
langsung tertawa terpingkal-pingkal.
Topi Yahudi bernama Kipah. Bentuknya bulat. Dipakai di atas
ubun-ubun, agak ke bawah sedikit. (Hamzah Sahal)
sumber: www.nu.or.id
Tidak ada komentar:
Posting Komentar