Hadis nomor 1402 dari kitab shahih Muslim pada pembahasan al-Jum’ah.
و حَدَّثَنِي مُحَمَّدُ بْنُ حَاتِمٍ حَدَّثَنَا
بَهْزٌ حَدَّثَنَا وُهَيْبٌ حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ طَاوُسٍ عَنْ أَبِيهِ
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ حَقٌّ
لِلَّهِ عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ أَنْ يَغْتَسِلَ فِي كُلِّ سَبْعَةِ أَيَّامٍ يَغْسِلُ
رَأْسَهُ وَجَسَدَهُ
Nama rawi : Abdullāh bin Thāwus
1.
Sumber
Software Maktabah al-A’lām wa al-Tarājim, kitab al-Ta’dīl
wa la-Tajrīh juz I, hlm. 352.
Data informasi :
Nama lengkap :
Abdullāh bin Thāwus bin Kaisan.
Laqab/kunyah :
Abū Muhammad al-Hamdāni al-Khūlāni al-Yamāni.
Lahir/wafat/kurun hidup :
Wafat tahun 132 H.
Guru-gurunya :
Murid-muridnya :
Sejarah perlawatan pencari hadis :
Madzhab :
Penilaian ulama :
Ayyūb: Jika kamu bepergian pada seseorang, maka wajib
dengan Ibnu Thāwus; Ma’mar: Saya tidak pernah melihat orang yang faqih seperti
Ibnu Thāwus; Abu Hātim: Tsiqah.
Informasi lain :
Ma’mar berkata: Dikatakan pada Ibnu Thāwus tentang hutang
bapaknya : Jika saya menunggu orang yang memberi hutang, maka dia berkata:
tunggulah mereka dan Abu Abdirrahman dari rumahnya yang terpenjara. Maka ia pun
menjual hartanya sebanyak 8.500.
Catatan peneliti :
Tidak begitu ada data yang cukup dalam kitab ini. Hal ini
disebabkan karakteristik kitab tersebut adalah ta’dil atau jarh.
2.
Sumber
Software Maktabah al-A’lām wa al-Tarājim, kitab Tahdzīb
al-Kamāl juz IX, hlm. 173.
Data informasi :
Nama lengkap :
Abdullāh bin Thāwus bin Kaisan.
Laqab/kunyah :
Abū Muhammad al-Abnā’wi.
Lahir/wafat/kurun hidup :
Wafat tahun 132 H. Terdapat keterangan pula pada waktu
pemerintahan Abu al-Abbās.
Guru-gurunya :
Simāk bin Yazid, Ayahnya Thāwus, ‘Athā’ bin Abi Rabāh,
Ikrimah bin Khālid al-Makhzumy, Ikrimah Maula Ibnu Abbās, Ali bin Abdullāh bin
Abbās, Amr bin Syuaib, Muhammad bin Ibrāhim bin al-Hāris al-Taimy, al-Muthallib
bin Abdullāh bin Hantab, Wahab bin Munabbih, Abu Bakar bin Muhammad bin Amr bin
Hazm.
Murid-muridnya :
Ibrahīm bin Maimun al-Shin’āni, Ibrahīm bin Nāfi’
al-Makki, Umayyah bin Syibli al-Shin’āni Ayyub al-Sakhtiyāni (sahabat
karibnya), Hamād bin Zaid, Humaid bin Wahab, Rauh bin al-Qāsim, Zam’ah bin
Shālih, Sufyān al-Tsauri, Sufyān bin Uyainah, Thāwus bin Abdullāh bin Thāwus
(anaknya), Abdullāh bin Isa bin Bahīr bin Raisan, Abdul Malik bin Juraij, Usman
bin Abdurrahman al-Jumahi, Umar bin Riyāh al-Basyri, Amr bin Dinār, Muhammad
bin Ishaq bin Yasār, Muhammad bin Abdullāh bin Thāwus (anaknya), Ma’mar bin
Rāsyid, Nadzir bin Kasīr, Wahab bin Khālid, Yahya bin Ayyūb al-Misyri, Yahya
bin Usmān al-Taimy, meriwayatkan darinya jamā’ah.
Sejarah perlawatan pencari hadis :
Madzhab :
Penilaian ulama :
Abu Hātim dan Nasā’i: Tsiqah; Ayyūb: Jika kamu bepergian
pada seseorang, maka wajib dengan Ibnu Thāwus; Ma’mar: Saya tidak pernah
melihat orang yang faqih seperti Ibnu Thāwus, beliau paling pandai bahasa
arabnya dan bagus perilakunya.
Informasi lain :
Catatan peneliti :
Data yang diberikan lumayan lengkap, sebab disertai data
murid dan guru serta disebutkan juga wafatnya pada masa pemerintahan Abu
al-Abbās. Namun, tidak dicantumkan sejarah perlawatan mencari hadis.
3.
Sumber
Software Maktabah al-A’lām wa al-Tarājim, kitab Tahdzīb
al-Tahdzīb juz III, hlm. 231.
Data informasi :
Nama lengkap :
Abdullāh bin Thāwus bin Kaisan.
Laqab/kunyah :
Abū Muhammad al-Abnā’wi.
Lahir/wafat/kurun hidup :
Wafat tahun 132 H. Terdapat keterangan pula pada waktu
pemerintahan Abu al-Abbās. Serta ada penjelasan bahwa ia meninggal selang satu
tahun setelah meninggalnya Ayyūb.
Guru-gurunya :
Ayahnya Thāwus, Amr bin Syuaib, Ali bin Abdullāh bin
Abbās, Muhammad bin Ibrāhim bin al-Hāris al-Taimy, al-Muthallib bin Abdullāh
bin Hantab, Wahab bin Munabbih, Abu Bakar bin Muhammad bin Amr bin Hazm,
Ikrimah bin Khālid al-Makhzumy, Simāk bin Yazid.
Murid-muridnya :
Thāwus bin Abdullāh bin Thāwus (anaknya), Muhammad bin
Abdullāh bin Thāwus (anaknya), Ibnu Ishaq, Ma’mar bin Rāsyid, Abdul Malik bin
Juraij, Wahab bin Khālid, Yahya bin Ayyūb al-Misyri, Ibrahīm bin Nāfi’
al-Makki, Hamād bin Zaid, Zam’ah bin Shālih, Nadzir bin Kasīr, Sufyān bin
Uyainah, dan lain-lain.
Sejarah perlawatan pencari hadis :
Madzhab :
Penilaian ulama :
Abu Hātim dan Nasā’i: Tsiqah; Ayyūb: Jika kamu bepergian
pada seseorang, maka wajib dengan Ibnu Thāwus; Ma’mar: Saya tidak pernah
melihat orang yang faqih seperti Ibnu Thāwus, beliau paling pandai bahasa
arabnya dan bagus perilakunya; Nasā’i dan Dār Quthny: Tsiqah Ma’mun; al-‘Ajaly
dan Ibnu Hibbān: Tsiqah.
Informasi lain :
Catatan peneliti :
Data yang diperoleh sedikit bertambah dengan adanya
keterangan bahwa beliau wafat selang satu tahun sesudah Ayyub wafat serta
tambahan komentar kritikus.
4.
Sumber
Software Maktabah al-A’lām wa al-Tarājim, kitab Taqrīb
al-Tahdzīb juz I, hlm. 515.
Data informasi :
Nama lengkap :
Abdullāh bin Thāwus bin Kaisan.
Laqab/kunyah :
Abū Muhammad.
Lahir/wafat/kurun hidup :
Wafat tahun 132 H.
Guru-gurunya :
Murid-muridnya :
Sejarah perlawatan pencari hadis :
Madzhab :
Penilaian ulama :
Hanya terdapat kongklusi Tsiqah Fādhil ‘Ābid.
Informasi lain :
Catatan peneliti :
Tak ada data tambahan yang diberikan, sebab hanya berupa
kongklusi.
5.
Sumber
Software Maktabah al-A’lām wa al-Tarājim, kitab
al-Tabaqāh al-Kubra juz 6, hln 73.
Data informasi :
Nama lengkap :
Abdullāh bin Thāwus bin Kaisan.
Laqab/kunyah :
Abū Muhammad.
Lahir/wafat/kurun hidup :
Wafat pada awal pemerintahan Abu al-Abbās. Beliau
termasuk tabaqah ketiga dari tabaqah Yaman.
Guru-gurunya :
Murid-muridnya :
Sejarah perlawatan pencari hadis :
Madzhab :
Penilaian ulama :
Informasi lain :
Catatan peneliti :
Tak ada tambahan informasi selain beliau termasuk dalam
kategori tabaqah ketiga dari tabaqah Yaman.
6.
Sumber
Software Maktabah al-A’lām wa al-Tarājim, kitab Sair
A’lam al-Nubalā’ juz IV, hlm. 374.
Data informasi :
Nama lengkap :
Abdullāh bin Thāwus bin Kaisan.
Laqab/kunyah :
Abū Muhammad al-Yamāni.
Lahir/wafat/kurun hidup :
Wafat 132 H. Sebelum pemerintahan al-Mansur.
Guru-gurunya :
Ayahnya Thāwus dan kebanyakan diambil darinya, Ikrimah, Amr
bin Syuaib, Ikrimah bin Khālid al-Makhzumy, serta jamaah.
Murid-muridnya :
Ibnu Juraij, Ma’mar bin Rāsyid, Sufyān al-Tsauri, Rauh
bin al-Qāsim, Wahab bin Khālid, Sufyān bin Uyainah, dan lain-lain.
Sejarah perlawatan pencari hadis :
Beliau tidak pernah mengambil hadis dari sahabat manapun.
Madzhab :
Penilaian ulama :
Ma’mar: Beliau orang yang paling pandai bahasa arab,
akhlaqnya bagus dan saya tidak pernah melihat orang yang faqih seperti Ibnu
Thāwus
Informasi lain :
Catatan peneliti :
Tidak ada tambahan data yang diberikan kecuali Beliau
tidak pernah mengambil hadis dari sahabat manapun.
7.
Sumber
Software Maktabah al-A’lām wa al-Tarājim, kitab Tsqāt
al-‘Ajaly juz II, hlm. 39.
Data informasi :
Nama lengkap :
Abdullāh bin Thāwus bin Kaisan.
Laqab/kunyah :
Lahir/wafat/kurun hidup :
Guru-gurunya :
Murid-muridnya :
Sejarah perlawatan pencari hadis :
Madzhab :
Penilaian ulama :
Cuma terdapat kongklusi tsiqah.
Informasi lain :
Catatan peneliti :
Tidak ditemukan informasi tambahan dari kitab ini, sebab
hanya berbentuk kongklusi.
8.
Sumber
‘Alā’ al-Dīn Muflatāi Ibnu Qālih bin Abdillāh, Ikmāl
Tahdzīb al-Kamāl fī Asmā’ al-Rijāl juz VII (Kairo: al-Fāruq al-Hadīsah li al-Thibā’ah
wa al-Nasr, 2001), hlm. 412-415.
Data informasi :
Nama lengkap :
Abdullāh bin Thāwus bin Kaisan.
Laqab/kunyah :
Abū Muhammad.
Lahir/wafat/kurun hidup :
Wafat tahun 131. Terdapat tambahan keterangan pemerintahan
Abu al-Abbās dan juga meninggal satu tahun setelah meninggalnya Ayyub. Beliau
termasuk tabaqah ketiga dari tabaqah Yaman.
Guru-gurunya :
Murid-muridnya :
Sejarah perlawatan pencari hadis :
Madzhab :
Penilaian ulama :
Dār Quthni dan Nasā’i: Tsiqah Ma’mun; Ahmad bin Shālih
dan Ibnu Hibban: Tsiqah; Ayyūb: Jika kamu bepergian pada seseorang, maka wajib
dengan Ibnu Thāwus; Ma’mar: Saya tidak pernah melihat orang yang faqih seperti
Ibnu Thāwus, beliau paling pandai bahasa arabnya dan bagus perilakunya; Ibnu
Khalfūn: Tsiqah Fadlā’ ulama terpilih bagus perilakunya; Ibnu Manjuwaih dan
Ibnu Hibban: Hamba Allah yang punya keutamaan, ibadah, dan agama;
Informasi lain :
Ma’mar berkata: Pada suatu hari Ibnu Thāwus duduk-duduk beserta
anaknya, lantas kemudian datanglah ulama Mu’tazilah, maka ia mengajukan
pertanyaan kepada Ibnu Thāwus untuk dijawabnya. Ibnu Thāwus kemudian menutup
telinga dengan jari-jarinya. Dia juga berkata pada anaknya: wahai anakku, tutuplah
telingamu dengan jari-jarimu supaya tak mendengar sesuatu, sebab hati itu
lemah.
Ma’mar berkata: Dikatakan pada Ibnu Thāwus tentang hutang
bapaknya : Jika saya menunggu orang yang memberi hutang, maka dia berkata:
tunggulah mereka dan Abu Abdirrahman dari rumahnya yang terpenjara. Maka ia pun
menjual hartanya sebanyak 8.500.
Abdullah al-Syāmi berkata: Saya datang pada Thāwus, lalu
saya bertanya tentang suatu permasalahan, maka dia keluar pada seorang syaikh.
Saya menyangka dia adalah Thāwus, maka saya berkata: Anda Thāwus? Dia berkata:
Saya anaknya. Kemudian saya berkata: Sungguh jika anda adalah anaknya, maka
bapakmu rusak akal karena tua. Dia berkata: Sekali-kali tidak, sesungguhnya
seorang yang ‘ālim tidak rusak akal karena tua.
Ibnu Hibban mengeluarkan hadisnya dalam kitab shahihnya.
Begitu pula Abu ‘Awānah, Ibnu Jārūj, al-Dārimi, al-Thūsi, Muhammad bin Abdul
Wahid al-Maqdisi, dan al-Hākim.
Catatan peneliti :
Informasi yang diberikan lebih banyak mengenai perilaku
Ibnu Thāwus dan komentar para kritikus. Jadi hal tersebut bisa menambah
perbendaharaan data. Namun, terdapat sedikit perbedaan tentang tahun wafat.
Dalam referensi lain banyak disebutkan beliau wafat tahun 132, tetapi dalam
kitab ini disebutkan 131.
Hasil data secara
komprehensif dari berbagai referensi yang diperoleh peneliti
Nama lengkap :
Abdullāh bin Thāwus bin Kaisan.
Laqab/kunyah :
Abū Muhammad al-Hamdāni al-Khūlāni al-Yamāni al-Abnā’wi.
Lahir/wafat/kurun hidup :
Wafat tahun 132 H. (tetapi di dalam kitab Ikmāl Tahdzīb
al-Kamāl fī Asmā’ al-Rijāl disebutkan 131 H.). Pada waktu pemerintahan Abu
al-Abbās dan sebelum pemerintahan al-Mansur. Selang satu tahun setelah
meninggalnya Ayyūb.
Termasuk tabaqah ketiga dari tabaqah Yaman.
Guru-gurunya :
Simāk bin Yazid, Ayahnya Thāwus, ‘Athā’ bin Abi Rabāh,
Ikrimah bin Khālid al-Makhzumy, Ikrimah Maula Ibnu Abbās, Ali bin Abdullāh bin
Abbās, Amr bin Syuaib, Muhammad bin Ibrāhim bin al-Hāris al-Taimy, al-Muthallib
bin Abdullāh bin Hantab, Wahab bin Munabbih, Abu Bakar bin Muhammad bin Amr bin
Hazm.
Murid-muridnya :
Ibrahīm bin Maimun al-Shin’āni, Ibrahīm bin Nāfi’
al-Makki, Umayyah bin Syibli al-Shin’āni Ayyub al-Sakhtiyāni (sahabat
karibnya), Hamād bin Zaid, Humaid bin Wahab, Rauh bin al-Qāsim, Zam’ah bin
Shālih, Sufyān al-Tsauri, Sufyān bin Uyainah, Thāwus bin Abdullāh bin Thāwus
(anaknya), Abdullāh bin Isa bin Bahīr bin Raisan, Abdul Malik bin Juraij, Usman
bin Abdurrahman al-Jumahi, Umar bin Riyāh al-Basyri, Amr bin Dinār, Muhammad
bin Ishaq bin Yasār, Muhammad bin Abdullāh bin Thāwus (anaknya), Ma’mar bin
Rāsyid, Nadzir bin Kasīr, Wahab bin Khālid, Yahya bin Ayyūb al-Misyri, Yahya
bin Usmān al-Taimy, meriwayatkan darinya jamā’ah.
Sejarah perlawatan pencari hadis :
Beliau tidak pernah mengambil hadis dari sahabat manapun.
Madzhab :
Penilaian ulama :
Dār Quthni dan Nasā’i: Tsiqah Ma’mun; Ahmad bin Shālih
dan Ibnu Hibban: Tsiqah; Ayyūb: Jika kamu bepergian pada seseorang, maka wajib
dengan Ibnu Thāwus; Ma’mar: Saya tidak pernah melihat orang yang faqih seperti
Ibnu Thāwus, beliau paling pandai bahasa arabnya dan bagus perilakunya; Ibnu
Khalfūn: Tsiqah Fadlā’ ulama terpilih bagus perilakunya; Ibnu Manjuwaih dan
Ibnu Hibban: Hamba Allah yang punya keutamaan, ibadah, dan agama; Abu Hātim dan
al-‘Ajaly: Tsiqah.
Informasi lain :
Ma’mar berkata: Pada suatu hari Ibnu Thāwus duduk-duduk
beserta anaknya, lantas kemudian datanglah ulama Mu’tazilah, maka ia mengajukan
pertanyaan kepada Ibnu Thāwus untuk dijawabnya. Ibnu Thāwus kemudian menutup
telinga dengan jari-jarinya. Dia juga berkata pada anaknya: wahai anakku,
tutuplah telingamu dengan jari-jarimu supaya tak mendengar sesuatu, sebab hati
itu lemah.
Ma’mar berkata: Dikatakan pada Ibnu Thāwus tentang hutang
bapaknya : Jika saya menunggu orang yang memberi hutang, maka dia berkata:
tunggulah mereka dan Abu Abdirrahman dari rumahnya yang terpenjara. Maka ia pun
menjual hartanya sebanyak 8.500.
Abdullah al-Syāmi berkata: Saya datang pada Thāwus, lalu
saya bertanya tentang suatu permasalahan, maka dia keluar pada seorang syaikh.
Saya menyangka dia adalah Thāwus, maka saya berkata: Anda Thāwus? Dia berkata:
Saya anaknya. Kemudian saya berkata: Sungguh jika anda adalah anaknya, maka
bapakmu rusak akal karena tua. Dia berkata: Sekali-kali tidak, sesungguhnya
seorang yang ‘ālim tidak rusak akal karena tua.
Ibnu Hibban mengeluarkan hadisnya dalam kitab shahihnya.
Begitu pula Abu ‘Awānah, Ibnu Jārūj, al-Dārimi, al-Thūsi, Muhammad bin Abdul
Wahid al-Maqdisi, dan al-Hākim.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar